Skip to main content

Tentang Merantau

<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/VPLF9K9rGv8" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen></iframe>


Sebuah tulisan yang terinspirasi dari episode Thirty Days of Lunch bersama Armand Maulana dengan judul Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang.


Merantau, bukan hanya secara fisik, pergi dari kampung halaman, berpisah jarak dengan orang tua dan keluarga. Merantau juga bisa secara metafor. Merantau antar bidang profesi untuk menemukan "passion", karena prosesnya membuat kita lebih mengenal diri kita sendiri, apa yang kita suka dan tidak, juga apa yang kita bisa dan tidak. Juga merantau antar generasi untuk bisa tetap relevan dengan perubahan zaman dan mendobrak tembok pembatas antar generasi.


Satu hal yang saya suka adalah bagaimana kerendahhatian Kang Armand, yang mau diarahkan, bahkan meminta diarahkan oleh Nino, soal bagaimana menyanyikan dan juga improvisasi lagu Hanya Engkau Yang Bisa. Ini adalah fondasi dasar bagi seseorang yang ingin "merantau" atau belajar hal baru. Menjadi kosong, atau dalam kejadian ini adalah menjadi setengah terisi. Kang Armand dengan background vokalis Gigi selama puluhan tahun, sudah memiliki ciri khas tersendiri dalam menyanyikan lagu Gigi, tapi mau dan haus akan gaya bernyanyi yang baru dan percaya seutuhnya pada arahan Nino, yang notabene "lebih muda".


Saya coba menonton video klip Hanya Engkau Yang Bisa, yang di-release di tahun 2016, untuk pertama kalinya. Sungguh terlihat bagaimana Kang Armand tidak takut dengan yang namanya perubahan. Gaya bernyanyi yang diarahkan Nino berbeda dengan lagu-lagu hits Gigi, seperti 11 Januari, Andai, dll. Terdengar sangat Laleilmanino, tapi dibalut suara Kang Armand, sungguh sesuatu yang fresh di telinga. Kudos untuk musisi Indonesia yang terus semangat berkarya dan memberi warna-warni baru di dunia musik Indonesia.


<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/GGZY43-pwNE" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen></iframe>


Jika membaca kolom deskripsi video klip di YouTube, di sana dituliskan bahwa menari juga merupakan sesuatu yang baru bagi Kang Armand, tapi dia mau mencoba dan tidak memaksakan tariannya harus sempurna, layaknya seorang penari profesional. Ia sadar bahwa mencoba sesuatu yang baru butuh proses dan it's okay untuk menunjukkan ketidaksempurnaan itu.


Menutup sesi wawancara Thirty Days of Lunch, saat ditanya apa roadmap ke depannya, Kang Armand menjawab, "Gue harus tetep on fire." Saya suka jawaban ini, karena konteksnya bukan menjawab dengan project apa yang akan dikerjakan, tetapi yang penting adalah bagaimana diri kita mampu terus berkembang dan memberikan yang terbaik dalam hal apapun yang kita kerjakan.


---


Bagi saya pribadi, merantau versi saya adalah merantau untuk keluar dari zona nyaman. Banyak hal yang saya lakukan karena merasa nyaman, merasa menemukan "ini saya", padahal masih sangat sempit sekali yang saya lakukan. Tahun lalu, saya memberanikan diri mendaftar jadi moderator di Discord Growth Space. Awalnya saya merasa nyaman karena masih dalam situasi pandemi, semua komunikasi hanya via online, tidak ada pertemuan tatap muka. Tapi seiring menurunnya kasus Covid, akhirnya saya yang melabeli diri sebagai introvert harus keluar dari zona nyaman dan bertemu tatap muka dengan wajah-wajah baru. Melelahkan, tapi saya juga merasa senang, bertemu dengan orang berbeda latar belakang, mendapat sudut pandang baru. Akhirnya, saya juga belajar, bahwa saya bisa dan mau bersosialisasi, tapi karena energi saya terbatas, saya harus pintar membagi waktu supaya social battery saya tidak lowbat saat pertemuan offline, karena saya menghargai waktu orang lain juga dan saya mau selalu be present. Tahun ini perantauan saya yang lain adalah mencoba menjadi voice over talent dan menekuni dunia tulis menulis kembali. Saya tidak tahu ke depannya akan bagaimana, mari dijalani saja.


Kalau teman-teman, sedang dalam perantauan atau ingin merantau ke mana?


Comments

Popular posts from this blog

Misa Tahun Ajaran Baru

Memasuki tahun ajaran baru, sekolahku yang merupakan sekolah Katolik, mengadakan Misa Tahun Ajaran Baru. Misa hari ini dipimpin oleh Romo Thomas Ulun Ismoyo. Orangnya lucu, sangat humoris, tahu bagaimana membuat kami tertawa. Ia adalah pastor baru, belum ada setahun ia menjadi pastor. Dan hari ini dia memberikan beberapa penyegaran melalui khotbahnya. Ia memulai khotbah dengan pengalaman ujian saat ia bersekolah di SMA Gonzaga. Ia menceritakan bagaimana teman-temannya menjadi rajin ke kapel saat ulangan umum dan ruang pengakuan dosa menjadi penuh saat ulangan umum selesai. :) Ia juga menceritakan pengalamannya saat ujian untuk menjadi Pastor. Ia juga memberi nasihat bahwa seringkali orang yang gagal itu suka mengajak orang lain ikut gagal supaya ia tidak merasa gagal sendirian. Well, I think it's so true !!! Especially when we feel lazy to study and we ask our friend not to study too. Picture source : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhW2SbHClfb_8EIn-wZPPz

Fake It Till You Make It

I want to share my recent watch. Disclaimer first, I'm not reviewing from a professional perspective, but from audience point of view. If you're agree with me, then welcome to the club. If not, it's ok, as long as we can share what's on our mind freely and not hurting others. :) So, I've been watching a new Netflix series, title 'Emily in Paris'. It's typical rom-com/sit-com. Not that it's super funny, but it's a fresh series which portrays life of an American in Paris. I think we've seen enough young adult, reaching their quarter life, having the best times of their lives, feeling on top of the world, that they can achieve anything, but located in New York. This one is slightly different, it's located in Paris, a city renowned as 'city of love'. But still relatable because it's filmed based on American perspective, which is Emily, played by Lily Collins. I think it's genius. I've watched the first 2 episodes and I'

You Are Precious

I want to share a Bible verse that resonated with me at that moment and it still resonates with me now. And I'd like to believe that it would resonate to you as well. Isaiah 43:4  Since you were precious in My sight,   You have been honored,   And I have loved you; I received this Bible verse during a retreat trip in 2017. It's our last day and we're having a ceremony, thanking God for what we've got during the retreat and pray for safety on our way back. During ceremony, each one of us got random Bible verse and I got this. I couldn't help but crying. At that moment, I felt I was nobody, I was nothing. Why would God say that I'm precious ? I didn't realize that God loves us all. In His eyes, we're precious, YOU are precious. God created us for a purpose, that's why we're not born in vain. I know life can get tough sometimes, or a lot of times. But we have to remember we have GOD who is bigger than all of our problems combines. All He asks us to